Ketika membahas tentang konglomerat di Indonesia, rasanya mustahil bila tak membahas nama Ciputra yang merupakan pengusaha properti kondang Indonesia. Perjuangannya dalam mendirikan dan membesarkan tiga grup, yakni Metrojaya Group, Ciputra Group, dan Jaya Group dari nol dapat menjadi inspirasi bisnis bagi mereka yang baru merintis. Simak cerita Ciputra dan bisnisnya lewat penjelasan di bawah ini!
Latar Belakang Ciputra
Kesuksesan yang diraih Ciputra sebagai seorang pebisnis bukan merupakan hal yang instan. Keluarga Ciputra berasal dari Parigi, Sulawesi Utara dengan perekonomian yang sulit setelah sang ayah meninggal. Ciputra sendiri merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara dan lahir dengan nama Tjin Hoan.
Beliau yang saat itu baru berusia 12 tahun dipaksa oleh keadaan untuk membantu perekonomian keluarga. Ia yang tadinya merupakan anak rumahan, akhirnya harus kotor-kotoran di kebun dan bahkan sampai harus berburu binatang untuk lauk makan.
Saat duduk di bangku SMA, ia menjadi atlet lari jarak menengah 800 meter dan 1.500 meter. Karena kemampuannya itu, Pemkot Manado sampai meminta SMA Don Bosco yang menjadi sekolahnya saat itu untuk mewakili kontingen Sulawesi Utara dalam ajang PON ke II di Lapangan Ikada, Jakarta. Panggilan itu membuat Ciputra merasa sangat senang karena impiannya untuk mengunjungi ibu kota bisa terwujud.
Inspirasi Bisnis Ciputra: Dimulai Sejak Kuliah Hingga Jadi Pebisnis Besar
Memulai perjalanannya sebagai seorang pebisnis saat masih berkuliah di jurusan Ilmu Arsitektur ITB. Bersama dua temannya Budi Brasali dan Ismail Sofyan, Ciputra mendirikan jasa arsitektur CV Daya Cipta. Bisnis itu mereka jalankan dengan menawarkan jasa secara berkeliling di sekitar Bandung. Namun bisnis itu akhirnya menemui kendala ketika akhirnya Ciputra berkeluarga.
Ia merasa harus mendapatkan penghasilan dan tidak bisa hanya menunggu orderan datang. Akhirnya Ciputra dan keluarganya pindah ke Jakarta pada tahun 1960-an dengan harapan mendapat proyek besar dari Jakarta yang kala itu sedang berbenah.
Pak Cip berpikir bahwa proyek besar hanya bisa didapat bila terhubung dengan gubernur saat itu, Soemarno Sosroatmodjo. Ciputra memiliki ide untuk membenahi kawasan Senen. Setelah berhasil menemui Soemarno dan menyampaikan gagasannya, ia pun mendapat persetujuan dari sang gubernur.
Namun demikian, pengerjaan proyek kawasan Senen harus terkendala oleh biaya. Untungnya, hal tersebut tidak menjadi kendala yang berkepanjangan karena Soemarno membantu Ciputra dan dua temannya untuk meminta bantuan langsung pada Soekarno. Dengan persetujuan presiden pertama untuk membenahi kawasan Senen, Soemarno pun dapat mengumpulkan pengusaha besar dan petinggi bank.
Sejak saat itu, berdirilah PT Pembangunan Ibukota Jaya Raya. Meski sempat terkendala oleh pedagang di Senen yang menolak pindah, proyek itu pun akhirnya menghasilkan tiga blok (Blok I, Blok II, dan Blok IV). Kesuksesan proyek itulah yang mengawali Ciputra menjadi seorang pengusaha hebat hingga bisa menjadi konglomerat di bidang properti dan masuk daftar orang terkaya di Indonesia.
Itulah cerita inspirasi bisnis properti dari Ciputra yang berawal dari orang dengan perekonomian pas-pasan hingga menjadi konglomerat. Semoga bisa menginspirasi Anda semua.